ANTISIPASI GELOMBANG PHK Dunia Usaha Minta Insentif Fiskal

07 November 2022

Indra Gunawan
Jum’at, 04/11/2022

Bisnis, JAKARTA — Kadin Indonesia meminta pemerintah memberikan insentif fiskal dan nonfiskal guna mencegah gelombang pemutusan hubungan kerja di industri padat karya.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan insentif itu bisa menjaga momentum pertumbuhan agar tetap positif.

Menurutnya, pemerintah dapat terus memberikan dukungan bagi dunia usaha dan sektor industri.

“Salah satunya melalui pemberian insentif fiskal dan nonfiskal ke industri-industri yang merupakan motor penggerak perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/11).

Dia mencatat industri padat karya dari berbagai sektor mengalami tekanan berat imbas dari situasi ekonomi global.

Dia menyatakan sejumlah perusahaan tidak mampu bertahan sehingga terpaksa tutup pabrik dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Jika tak ditangani dengan tepat, kata Arsjad, situasi ini dapat menimbulkan gelombang PHK yang lebih besar.

Di tengah berbagai tantangan yang ada seperti risiko resesi global, inflasi energi, krisis pangan yang terjadi, dia bersyukur tren perekonomian terus membaik.

Arsjad mengatakan dukungan pemerintah dalam bentuk insentif fiskal dan nonfiskal terhadap industri padat karya merupakan langkah krusial di tengah ancaman badai gelombang PHK.

Gelombang PHK telah terjadi di berbagai wilayah akibat tekanan ekonomi global. Dia mencontohkan setidaknya 18 pabrik garmen di Jawa Barat terpaksa tutup sehingga para pekerjanya kehilangan pekerjaan.

Industri tekstil dan produk tekstil kini tengah anjlok kinerjanya akibat menurunnya permintaan ekspor akibat perlambatan ekonomi, kenaikan inflasi, dan tekanan pasar lokal.

Dengan tekanan yang sangat tinggi di sektor ini, sebanyak 500.000 karyawan terancam dirumahkan atau terpaksa mengalami PHK.

Sektor padat karya lainnya yang menunjukkan penurunan kinerja secara signifikan adalah industri hasil tembakau. Profitabilitas perusahaan rokok terus mengalami penurunan akibat beban cukai yang terlalu tinggi di saat situasi ekonomi yang tidak pasti.

Editor : Hendra Wibawa