Alert Penjualan Kendaraan Imbas Kenaikan PPN 12 Persen 2025
25 November 2024
CNN Indonesia
Senin, 25 Nov 2024
CNN Indonesia —
Rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 1 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025 dan kebijakan lainnya dianggap bisa meruntuhkan penjualan kendaraan di Indonesia. Penjualan kendaraan sepanjang 2025 dinilai bisa terkoreksi hingga 500 ribuan unit atau kembali ke era pandemi.
“Kami sadari bahwa tahun 2024 adalah tahun yang sangat berat untuk industri otomotif. Sehingga Gaikindo terpaksa untuk mengubah target tahunannya dari 1,1 juta kendaraan menjadi 850 ribu di akhir 2024,” kata Nangoi di acara peresmian Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) di ICE, BSD, Tangerang, pekan lalu.
Menurut Nangoi, pemerintah harus mengevaluasi rencana kenaikan PPN 12 pada tahun depan, sebab imbasnya cukup meluas hingga sektor industri otomotif.
Kondisi pasar kendaraan di Indonesia saat ini sedang megap-megap. Hal yang paling ditakutkan adalah terjadinya PHK karena produksi kendaraan terpangkas.
Nangoi memprediksi bila industri otomotif tahun depan tidak kunjung membaik, kondisi terburuk penurunan penjualan hingga PHK tidak terhindari. Gaikindo pun berharap bantuan dari pemerintah untuk menjaga iklim industri otomotif nasional.
“Kelangsungan industri otomotif Indonesia sangat signifikan dan harus terus dijaga. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah khususnya dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia untuk memberikan kemungkinan adanya stimulus untuk menjaga pasar kendaraan Indonesia,” ucap Nangoi.
Di waktu yang bersamaan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sudah melihat tanda-tanda industri otomotif terkena imbas kebijakan ekonomi tahun ini. Apabila tidak dibantu, pasar kendaraan akan semakin terkoreksi.
Seperti diketahui industri mobil memiliki kontribusi terhadap perekonomian negara. Pemerintah pun seperti dijelaskan Agus tengah menyiapkan kebijakan untuk mendongkrak penjualan kendaraan termasuk stimulus untuk segmen mobil hybrid.
“Salah satu prioritas dari program yang sekarang sedang dirumuskan itu adalah menyiapkan program-program insentif dan stimulus bagi industri otomotif,” tutup Agus.
(can/mik)