APBN 2021: Dihantam Covid, Diselamatkan CPO & Batu Bara

29 July 2021

NEWS – Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia

 

29 July 2021

Jakarta, CNBC Indonesia – Di tengah lesunya penerimaan pajak karena terbatasnya mobilitas masyarakat, melonjaknya harga komoditas menjadi sang penyelamat untuk menghidupi negara saat ini.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan mencatat realisasi pendapatan negara sepanjang Januari-Juni 2021 atau Semester I telah mencapai Rp 886,9 triliun atau telah mencapai 50,9% dari target APBN 2021 yang sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Penerimaan tersebut berasal dari pajak yang tumbuh 4,9% menjadi Rp 557,8 triliun, kepabeanan dan cukai tumbuh 31,1% menjadi Rp 122,2 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh 11,4% menjadi Rp 206,9 triliun.

 

Berdasarkan pertumbuhannya, seluruh komponen penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh positif, berturut-turut cukai tumbuh 21,17% (year on year/yoy), Bea Masuk (BM) 7,38% (yoy), dan Bea Keluar (BK) tumbuh 887,69% (yoy).

Berdasarkan APBNKita edisi Juli 2021, Kemenkeu mengungkapkan kinerja Bea Masuk mulai meningkat seiring dengan tumbuhnya aktivitas impor dan konsumsi masyarakat. Sementara Bea Keluar didorong karena meningkatnya harga komoditas.

“BK pertumbuhannya terus didorong oleh meningkatnya aktivitas ekspor dan volume ekspor komoditas tembaga, serta peningkatan harga pada komoditas CPO dan turunannya,” tulis Kemenkeu, dikutip Kamis (29/7/2021).

“Kinerja positif pendapatan negara tersebut ditunjukkan oleh penerimaan pajak, kepabeanan dan cukai serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi dan tren peningkatan harga komoditas,” kata Kemenkeu melanjutkan.

Peningkatan harga komoditas yang dimaksud oleh Kemenkeu terutama produk kelapa sawit serta efektivitas kebijakan dan pengawasan di bidang cukai.

Seperti diketahui, tahun ini harga minyak bergerak di kisaran US$ 70 per barel. Batu bara juga dalam performa bagus, harganya berada di kisaran US$ 150/ ton dan CPO di level MYR 4.000/ton.

Kemenkeu juga mengungkapkan, pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2021 memberikan harapan pemulihan ekonomi sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi dan dukungan pemerintah dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

Perekonomian global berangsur pulih seiring peningkatan perdagangan dan manufaktur komoditas dunia. Sementara itu, indikator perekonomian domestik, diklaim Kemenkeu menunjukkan sinyal pemulihan terlihat dari meningkatnya indikator konsumsi, manufaktur, dan peningkatan aktivitas perdagangan internasional.

Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute (TRI) Prianto Budi Saptono juga berharap bahwa harga komoditas yang naik diharapkan bisa menjadi penyelamat negara di tengah lesunya penerimaan pajak.

“Harga komoditas naik diharapkan akan meningkatkan laba sehingga PPh badan naik, PPN batubara untuk penjualan lokal juga akan meningkat. PBB pertambangan juga meningkat karena tax base-nya mengacu pada income approach,” tuturnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (29/7/2021).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif MUC Tax Research Institute, Wahyu Nuryanto. Menurut dia ke depan, penerimaan juga masih akan positif karena didorong oleh menguatnya beberapa harga komoditas.

“Menguatnya harga beberapa komoditas utama Indonesia karena naiknya permintaan dari negara-negara yang mulai pulih ekonominya akan berdampak positif terhadap penerimaan,” jelas Wahyu.