Bukit Asam (PTBA) Setor Rp9 Triliun ke Kas Negara per Semester I/2022

20 September 2022

Setoran itu terdiri dari pajak Rp2,7 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp6,3 triliun.

Nyoman Ary Wahyudi – Bisnis.com 19 September 2022  |

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Batu Bara BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyetor Rp9 triliun untuk penerimaan negara sepanjang semester pertama 2022. Setoran itu terdiri dari pajak Rp2,7 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp6,3 triliun. “Kami berupaya untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan sebagai tanggung jawab kepada pemegang saham, dalam hal ini Pemerintah melalui MIND ID sebagai pemilik saham mayoritas,” kata Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie melalui siaran pers, Senin (19/9/2022).

Adapun kontribusi PTBA itu didukung dengan kinerja perseroan yang relatif bergerak positif pada paruh pertama tahun ini. Seperti diketahui, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp6,2 triliun atau naik 246 persen dibanding periode serupa di tahun lalu (year on year/yoy) di angka Rp1,8 triliun.

Apollonius mengatakan kenaikan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan. Total produksi batu bara PTBA selama Semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton, meningkat 20 persen dibanding Semester I 2021 yang sebesar 13,3 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA per Semester I 2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13 persen secara tahunan. “Pencapaian gemilang ini juga didukung kinerja operasional perseroan yang solid di sepanjang Semester I 2022. Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” kata dia.

Posisi cadangan kas (cash reserve) juga terjaga dengan baik meski ada pembayaran dividen tertinggi sebesar Rp7,9 triliun pada Juni 2022. Kas bersih PTBA tercatat sebesar Rp11,1 triliun. Pada tahun buku 2021, PTBA membagikan dividen jumbo dengan besaran 100 persen dari laba bersih 2021 senilai Rp7,9 triliun atau Rp688,51 per saham.