Chatib Basri imbau agar pemerintah alihkan insentif pajak untuk BLT, ini alasannya

21 July 2020

Kontan, Selasa, 21 Juli 2020 / 03:58 WIB

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah tengah berupaya keras dalam menjaga perekonomian Indonesia yang tengah diterpa badai Covid-19. Pemerintah pun fokus dalam pengembangan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Menteri Keuangan periode 2013-2015 Muhammad Chatib Basri mengatakan, bantuan langsung tunai (BLT) merupakan program paling efektif untuk mengungkit perekonomian Indonesia.

“BLT untuk lower middle income. Dibandingkan dengan bantuan sembako. Kalau dalam bentuk cash, ini akan jauh lebih efektif,” kata Chatib, Senin (20/7) via video conference Kemnekeu Corpu Talk.

Chatib menambahkan, perekonomian Indonesia ini motor penggeraknya adalah konsumsi rumah tangga. Dengan pemberian uang tunai kepada masyarakat lower middle income, ini akan merangsang mereka untuk melakukan konsumsi.

Dengan meningkatnya konsumsi, maka ini akan merangsang permintaan untuk naik. Sambil menyelam minum air, dengan permintaan yang naik, maka permintaan kredit diprediksi bisa naik sehingga stimulus moneter yang telah digelontorkan oleh Bank Indonesia (BI) bisa semakin cepat diterapkan.

“Orang (kelas) bawah kalau dikasih uang akan spend. Kalau orang (kelas) atas dikasih uang, maka akan menabung. Dulu hemat pangkal kaya, sekarang belanja pangkal pemulihan ekonomi!” tegasnya.

Chatib juga menyoroti perihal insentif usaha yang diberikan terhadap dunia usaha, seperti contohnya insentif pajak. Hingga kini, insentif pajak dinilai penyerapannya masih rendah lantaran kondisi ekonomi yang melemah.

Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah kembali menimbang insentif pajak yang diberikan kepada dunia usaha. Jika ini memang tidak efektif, ia mengimbau agar pemerintah mengalihkan insentif pajak untuk BLT.

“Karena kalau rugi, (perusahaan) ga bayar pajak. Maka ini perlu dikaji. Ini efektif atau enggak. Makanya, kasih saja duitnya buat BLT atau credit guarantee,” tandasnya.