PAJAK PROGRESIF NIKEL Harga Internasional Jadi Hambatan

08 May 2023

Nyoman Ary Wahyudi
Senin, 08/05/2023

Bisnis – Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan, penerapan pajak progresif untuk ekspor turunan nikel kadar tinggi, seperti nickel pig iron (NPI), feronikel (FeNi), dan nickel matte menjadi tidak relevan ketika harga nikel di pasar internasional jatuh cukup dalam.

“Kalau untuk rencana bea keluar kita hold dulu, karena kondisi pasarnya sekarang lagi cukup menantang,” kata Seto kepada Bisnis, Minggu (7/5).

Menurutnya, penurunan harga olahan nikel kadar tinggi itu disebabkan oleh kondisi pasokan yang cukup tinggi beberapa waktu terakhir. Sementara itu, tren permintaan terlihat stagnan yang akhirnya mengoreksi harga pada kontrak pengiriman sejak awal tahun ini.

Di sisi lain, kata Seto, kementeriannya tengah menggeser fokus pembahasan kepada rencana pembentukan indeks nikel Indonesia untuk mengantisipasi fluktuasi harga di pasar internasional.

“Indeks ini kelas dua, nikel kita kan banyak. Kalau LME itu kan kelas satu. Saya kira lebih transparan untuk perdagangannya, segala macam nanti terkait dengan perpajakannya bisa kelihatan dengan indeks harganya,” tuturnya.

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy mengatakan, penurunan harga nikel yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar, dan umumnya penurunan harga komoditas akan memengaruhi harga sahamnya.

“Tapi kita tidak melihat penurunan harga itu sifatnya permanen. Kita masih berharap bahwa level harga nikel di atas US$20.000. Itu masih wajar dengan memperhatikan kondisi pasar saat ini. Jadi mungkin kalau turun hanya turun sesaat, tidak trennya turun terus menerus dalam waktu yang lama,” katanya akhir pekan lalu.

Editor : Lili Sunardi