Sri Mulyani Siap Obral Insentif Agar Investasi Tumbuh Tinggi

24 April 2019

CNN Indonesia | Rabu, 24/04/2019 19:19 WIB

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku siap menebar berbagai insentif agar investasi meningkat seperti yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain insentif, ia mengatakan juga akan meningkatkan berbagai jenis pelayanan.

Terkait insentif, bendahara negara itu mengatakan sudah ada beberapa skema insentif yang bisa ditawarkan kepada investor mulai dari libur pajak (tax holiday), pengurangan pajak (tax allowance), hingga pengurangan pajak bila mengembangkan riset (super deduction tax).

“Kalau perlu kami berikan insentif bea masuk, zona untuk ekonomi maupun ekspor, sampai memudahkan restitusi PPN (pengembalian kelebihan Pajak Pertambahan Nilai),” ucap Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, Rabu (24/4).

Tak ketinggalan, dari sisi pelayanan izin investasi juga akan dibenahi. Pembenahan akan dilakukan dengan membuat alur perolehan izin investasi yang lebih sederhana dan pendek, mempercepat proses pemberian izin, hingga layanan administrasi lainnya.

“Karena Pak Presiden mengharapkan para menteri dan pemerintah daerah bekerja keras untuk betul-betul mempermudah di dalam menciptakan iklim investasi yang baik,” ungkapnya.

Sayangnya, meski berbagai jurus insentif telah dipetakan, ia belum bisa memperkirakan berapa banyak potensi aliran investasi yang bisa didapat dan kontribusinya ke pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah hanya menargetkan investasi pada 2019 ini bisa tumbuh 7 persen dan meningkat jadi 7,5 persen pada 2020. Dari target tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan mencapai 5,3 persen pada 2019 dan berada di rentang 5,3-5,6 persen pada 2020.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir melihat Indonesia setidaknya perlu aliran investasi mencapai Rp5.823 triliun agar pada 2020 nanti ekonomi bisa tumbuh 5,6 persen. Namun, untuk mencapai investasi itu, pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal.

Pertama, memberikan insentif pajak. Kedua, menyederhanakan birokrasi perizinan, sehingga mampu mendongkrak tingkat daya saing nasional.

Ketiga, menjaga stabilitas politik. Sebelumnya, Jokowi ingin para menteri fokus mendorong investasi karena komponen tersebut paling tepat untuk mendorong ekonomi tumbuh tinggi.

Selain investasi, kepala negara juga ingin ekspor digenjot. “Tanpa ada peningkatan investasi dan ekspor, jangan harap pertumbuhan ekonomi kita (Indonesia) akan semakin meningkat,”tekannya.