Diskon PPnBM Mungkin Diperpanjang Pemerintah Sampai 2022, Mau?

22 November 2021

Luthfi Anshori – detikOto
Sabtu, 20 Nov 2021
Jakarta – Program PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) DPT (Ditanggung Pemerintah) atau diskon PPnBM 100% bakal berakhir di bulan Desember 2021. Pemerintah pun akan mengevaluasi program tersebut, sebelum mengambil keputusan memperpanjangnya di tahun 2022.
“Evaluasi (untuk perpanjangan PPnBM DPT tahun 2022) udah dimulai dari sekarang,” buka Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasimita kepada wartawan di arena GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2021, ICE, BSD City, Tangerang, Jumat (19/11/2021).

Jika dilanjutkan nanti, apakah program relaksasi tersebut tetap berupa diskon PPnBM 100% atau dikurangi menjadi diskon PPnBM 75% atau 50%? Agus belum mau menjawabnya lebih rinci. “Sedang kita bahas ya,” singkatnya.

Nah, selain tetap mengandalkan program PPnBM DPT untuk mendongkrak penjualan mobil di tengah pandemi, Agus Gumiwang juga berharap produsen serta dealer mau berkontribusi untuk menekan harga jual mobil baru.

“(Karena ada potensi) market shock (tahun depan), harus kita pikirin bersama, harus juga ada kontribusi dari produsen, harus ada kontribusi dari dealer untuk mengurangi profit. Jadi harus ada program-program diskon yang bisa mengurangi atau untuk mencegah adanya market shock. Itu sudah kami bicarakan juga dengan Gaikindo,” lanjut Agus.

“Jadi sebetulnya pameran seperti GIIAS ini misinya bukan untuk transaksi. Misinya untuk memperkenalkan produk. Jadi nanti ada awal tahun depan itu Jakarta Auto Week, sudah ada komitmen dari produsen-produsen dan juga dealer untuk memberikan diskon besar-besaran, supaya market biar tetap terjaga,” katanya lagi.

“Di sisi lain, pemerintah ini juga kan terus melakukan evaluasi. Pertama yang paling penting adalah, evaluasi itu bagaimana kita menempatkan suatu ekuilibrium yang tepat, khususnya ketika kita kaitkan dengan daya beli. Daya beli mungkin ada, cuma apakah market mau mulai mengeluarkan uangnya, kita lihat dari GIIAS ini sudah mulai. Bahkan laporannya, bukan hanya produk-produk yang masuk dalam kebijakan PPnBM DTP, tapi produk-produk di atas 2.500 (cc) juga luar biasa demand-nya,” tukas Agus.

(lua/din)