Efek Harga Nikel Terus Naik, Penerimaan Pajak Pertambangan Sulsel Melonjak

26 May 2023

Realisasi penerimaan pajak dari sektor pertambangan di Sulsel hingga April 2023 mencapai Rp370 miliar.

Bisnis.com25 Mei 2023 

Bisnis.com, MAKASSAR – Penerimaan pajak dari sektor pertambangan di Sulawesi Selatan (Sulsel) tercatat mengalami pertumbuhan mencapai 84 persen, menjadi yang tertinggi di wilayah ini hingga April 2023. Realisasinya pun selalu masuk dalam lima besar sektor usaha yang memberikan kontribusi penerimaan pajak tertinggi di Sulsel dalam beberapa tahun terakhir.

Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan (Kabid DP3) Kanwil DJP Sulselbartra Soebagio mengatakan realisasi penerimaan pajak dari sektor pertambangan sepanjang tahun ini hingga April 2023 mencapai Rp370 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp200 miliar. Jumlah tersebut berkontribusi hingga 9 persen dari total penerimaan pajak di Sulsel hingga April 2023.

Pertumbuhan ini, dijelaskannya, dipengaruhi oleh harga komoditas nikel yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi saat ini nikel menjadi komoditas tambang unggulan dan berkontribusi paling besar terhadap ekspor Sulsel.

Hal ini membuat pajak dari para perusahaan nikel terus meningkat dan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan penerimaan pajak dari sektor pertambangan di wilayah ini.

“Selain itu, terkait tarif PPN yang dulu menggunakan tarif 10 persen, dengan undang-undang baru menjadi 11 persen. Aturan ini juga memberi pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan di sektor pertambangan,” papar Soebagio, Kamis (25/5/2023).

Sementara, untuk sektor usaha lain, selain pertambangan, yang memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan pajak Sulsel hingga April 2023 adalah sektor usaha perdagangan, administrasi pemerintahan, industri pengolahan, dan jasa keuangan.

Perdagangan menjadi sektor usaha dengan kontribusi terbesar mencapai 24 persen dari total penerimaan pajak di Sulsel hingga April 2023. Realisasi dari sektor ini mencapai Rp980 miliar atau tumbuh 5 persen dari tahun lalu yang hanya Rp930 miliar.

Sektor lain yaitu administrasi pemerintahan yang berkontribusi 13 persen atau memberikan realisasi penerimaan mencapai Rp530 miiar. Sektor ini tumbuh 77 persen dari tahun lalu yang hanya Rp30 miliar.

Sektor industri pengolahan yang berkontribusi 10 persen juga tumbuh 5 persen. Realisasi penerimaan tahun ini mencapai Rp400 miliar, dibanding tahun lalu hanya Rp380 miliar.

Sementara sektor jasa keuangan memberi kontribusi 10 persen, tahun ini hingga April 2023 realisasinya Rp400 miliar. Namun, sektor usaha ini mengalami kontraksi hingga 6 persen, di mana realisasi periode yang sama tahun lalu mencapai Rp420 miliar.