Ini Dia Alasan Trump Ancam Naikkan Bea Impor bagi China

07 May 2019

CNBC Indonesia 07 May 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia – Para pejabat Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/5/2019) menuduh China mundur dari komitmennya yang dibuat dalam proses perundingan dagang selama ini.

Mereka juga mengonfirmasi bahwa bea impor terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar akan naik hingga 25% akhir pekan ini, menurut laporan beberapa media AS yang dikutip AFP.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan perundingan dengan China akan kembali dilakukan Kamis ini namun menuduh Beijing mengingkari komitmen yang dibuat dalam negosiasi sebelumnya, menurut laporan itu.

 

Kedua belah pihak tengah berunding untuk mencari jalan mengakhiri perang dagang sengit yang telah terjadi sejak tahun lalu. Ketegangan baru ini telah membuat bursa saham global dilanda aksi jual oleh investor yang cemas.

Presiden AS Donald Trump, Minggu, menulis di Twitter bahwa dirinya berencana untuk menaikkan bea impor terhadap berbagai produk China Jumat mendatang dari 10% menjadi 25%. Hal ini ia sampaikan meskipun pemerintahannya selama beberapa pekan terakhir mengatakan perundingan dagang dengan China berlangsung lancar.

Sebagai tambahan, sang presiden juga mengancam akan mengenakan tarif impor 25% terhadap produk-produk China lainnya senilai US$325 miliar dalam waktu dekat, dilansir dari CNBC International.

Ia mengatakan perundingan dagang dengan China masih berlanjut namun berjalan sangat lamban karena Negeri Tirai Bambu itu masih mencoba untuk menegosiasikan kembali beberapa hal.

“Tidak ada Perjanjian Dagang bila China melanjutkan negosiasi namun terlalu lamban karena mereka mencoba untuk bernegosiasi ulang. Tidak!” tulis Trump.

Pernyataannya itu dikonfirmasi oleh para pejabat tinggi yang memimpin delegasi AS bernegosiasi dengan China.

“Selama sekitar sepekan lalu, kami melihat adanya pengikisan komitmen China, saya akan menyebutnya mundur dari komitmen yang telah dibuat sebelumnya,” kata Lighthizer.

Ia mengatakan bea impor itu akan dinaikkan pada Jumat dini hari.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan perundingan telah selesai 90% namun beberapa hari terakhir, perundingan itu mundur cukup jauh, menurut laporan media-media AS.

Meskipun diancam Trump, para pejabat China mengatakan pada hari Senin bahwa perundingan akan tetap berlanjut pekan ini.

Wakil Perdana Menteri China Liu He akan tetap memimpin delegasi negara itu meski dengan jumlah peserta yang lebih sedikit dari yang direncanakan sebelumnya.