Ini harapan AAUI soal relaksasi PPnBM mobil baru

24 February 2021

Rabu, 24 Februari 2021

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) diharapkan mendorong bisnis asuransi kendaraan tahun ini. Sebab, daya beli masyarakat akan kendaraan bermotor berpotensi tumbuh.

“Dengan adanya pajak 0% maka orang-orang tergerak untuk konsumsi kendaraan. Apalagi, perbankan juga memberikan DP 0% (kredit kendaraan),” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody Dalimunthe dalam paparan kinerja industri asuransi umum 2020, Selasa (23/2).

Meski berpotensi tumbuh, namun asosiasi berharap daya beli masyarakat tetap bagus untuk ke depannya. Karena 80% bisnis asuransi umum berasal dari kendaraan bermotor baik dari lini bisnis asuransi kendaraan hingga asuransi kredit.

 

“Jangan sampai ini berdampak, ketika stimulus tidak ada, terus mereka tidak menyelesaikan pembayaran cicilan kepada multifinance,” ungkapnya.

Jika debitur menunggak kredit, akan berdampak pada peningkatan klaim asuransi. Menurut Dody, hal ini akan menjadi moral hazard atau asuransi umum akan menanggung risiko moral akibat kebijakan pajak 0% tersebut.

Merujuk data AAUI, premi asuransi kendaraan turun 21,3% sepanjang 2020 menjadi Rp 14,73 triliun akibat penurunan penjualan otomotif. Sementara premi asuransi kredit tumbuh 5,9% dari Rp 15,51 triliun di 2019 menjadi Rp 16,43 triliun pada 2020.

Tak berbeda jauh dengan asosiasi, BRI Insurance juga memperkirakan pembebasan pajak tersebut membuat harga kendaraan menjadi lebih murah dan minat masyarakat untuk membeli kendaraan ikut meningkat.

“Kalau permintaan kendaraan baru meningkat maka otomatis ada peningkatan asuransi kendaraan yg berdampak pada peningkatan perolehan premi,” terang CEO BRI Insurance Fankar Umran.

Dengan begitu, pemain asuransi kendaraan tahun ini bisa membaik. Misalnya saja, Asuransi Cakrawala menargetkan premi asuransi kendaraan tahun ini mencapai Rp 500 miliar, atau naik dari 2020 sebesar Rp 300 miliar.

“Sampai Januari 2021, bisnis asuransi kendaraan sejauh ini oke. Kami berharap premi tahun ini lebih bagus dari 2020 karena pasti pengaruh dari kebijakan itu,” kata Wakil Direktur Utama Asuransi Cakrawala Nicolaus Prawiro.

Pada tahun 2020 lalu, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor turun 40% seiring dengan lesunya permintaan otomotif. Guna memacu bisnis di 2021, Asuransi Cakrawala akan memperluas mitra dari perusahaan pembiayaan dan perbankan.

Secara keseluruhan, total premi perusahaan mencapai Rp 1,25 triliun naik 2% dibandingkan total premi 2019 yang Rp 1,23 triliun. Hal ini didorong pertumbuhan premi asuransi kebakaran dan asuransi properti.