INSENTIF PERPAJAKAN, Diler & Komponen Otomotif Beroleh Tuah

24 June 2021

BisnisIndonesia, Kamis, 24/06/2021 02:00 WIB

Sektor industri penunjang otomotif turut merasakan dampak kebijakan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah alias PPnBM untuk mobil sebesar 100% yang telah diperpanjang hingga Agustus 2021.

Pemerintah masih dalam proses revisi aturan sebelumnya, yakni Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 20/2021 tentang PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Anggaran 2021.

Dalam beleid tersebut, diskon PPnBM 100% yang diberikan mulai 1 Maret 2021 untuk mobil penumpang berukuran 1.500 cc dengan kandungan lokal mencapai 60% hanya berlaku hingga Mei 2021.

Periode selanjutnya yaitu Juni hingga Agustus 2021, pembelian mobil akan diberikan diskon PPnBM sebesar 50%. Kemudian, diskon diberikan sebesar 25% untuk periode Oktober hingga Desember 2021.

Sebagai catatan, terjadi kenaikan penjualan mobil baru hingga 28,85% pada periode Maret 2021 atau periode awal diberlakukan diskon PPnBM.

Kenaikan signifikan terjadi untuk periode April 2021. Pertumbuhan penjualan mencapai 227% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Data Gaikindo menunjukkan penjualan ritel naik 5,9% year on year (yoy) menjadi 257.953 unit pada periode Januari 2021 — April 2021. Secara bulanan, volume penjualan ritel telah mendekati level normal atau sekitar 80.000 per bulan.

Tuah dari kebijakan diskon PPnBM turut dirasakan oleh emiten diler, PT Bintraco Dharma Tbk. (CARS). Perusahaan yang memiliki area penjualan di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu mengklaim telah terjadi perbaikan penjualan.

Investor Relations Bintraco Dharma Yosef mengatakan penjualan perseroan secara akumulasi hingga Mei 2021 mengalami perbaikan 10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Salah satu penyebab menurutnya kebijakan pemerintah untuk memberikan relaksasi PPnBM yang telah memberikan dampak positif terutama di model kelas MPV dan LCGC.

“Adapun, secara akumulasi unit terjual perseroan meningkat 10% dari posisi yang sama tahun sebelumnya. Kabar baik dari perpanjangan stimulus PPnBM 100% tentu diharapkan tetap menjadi katalis positif bagi pasar untuk menjaga pertumbuhan permintaan di tengah pemberitaan keterbatasan pasokan semikonduktor serta kondisi pandemi Covid-19 yang masih berjalan hingga hari ini,” paparnya kepada Bisnis, Selasa (22/6).

Secara terpisah, Corporate Secretary PT Tunas Ridean Tbk. (TURI) Dewi Yunita mengatakan perpanjangan diskon PPnBM diharapkan mampu mendongkrak penjualan perseroan. Realisasi menurutnya dilaporkan dalam laporan periode kuartal II/2021.

Untuk diketahui, emiten diler berkode saham TURI itu membukukan penurunan pendapatan 17% yoy menjadi Rp2,64 triliun per 31 Maret 2021. Dari situ, laba bersih yang dikantongi turun 23% menjadi Rp96,8 miliar pada akhir kuartal I/2021.

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama Tunas Ridean Rico Setiawan menuturkan penurunan kinerja sejalan dengan melemahnya kontribusi di semua segmen meskipun ada peningkatan dalam perdagangan dan profitabilitas dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Laba grup dari bisnis otomotif menurun 7% menjadi Rp73,4 miliar dikarenakan terjadinya penurunan penjualan. Pasar mobil nasional turun 21% menjadi 187.000 unit, sementara penjualan mobil grup turun 27% menjadi 7.865 unit,” jelasnya, Selasa (27/4).

KOMPONEN

Ketua Umum Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengatakan perpanjangan diskon PPnBM bakal berdampak positif terhadap industri komponen.

Hamdhani, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), menyebut secara utilitas, aktivitas pabrikan lebih meningkat dibanding tahun lalu meski belum mencapai level sebelum pandemi.

Terkait tantangan, Hamdhani menuturkan kelangkaan cip atau semikonduktor tengah membayangi. Hal itu tak lepas dari permintaan mobil yang melejit sejak ada relaksasi PPnBM pada tahun ini.

Menurutnya, seluruh anggota GIAMM saat ini tengah giat mencari sumber-sumber baru agar pemenuhan permintaan untuk industri otomotif tidak terganggu.

“Dengan kondisi itu, tentunya yang tidak bisa dihindari adalah cost akan meningkat,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (Pikko) Wan Fauzi mengatakan saat ini permintaan sudah cukup baik. Hanya saja, harga material masih cenderung mahal.

“Utilitas stabil 70%, jadi sekarang kami harap penjualan mobil tidak turun lagi karena sekarang kenaikan material bisa sampai 80%,” katanya kepada Bisnis, Senin (21/6).

Dengan tantangan harga material tersebut, Fauzi menyebut lebih memilih pemesanan jangka panjang atau per 3 bulanan guna menjaga tingkat harga material yang selalu naik setiap bulan.

Sementara itu, industri ban menyebutkan kendati bakal ada perpanjangan diskon PPnBM 100% untuk pembelian mobil, dampaknya terhadap penyerapan ban belum akan signifikan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan secara siklus pergantian ban umumnya dilakukan sekitar 1,5 tahun sekali.

“Kebijakan perpanjangan diskon pajak mobil bagus meski belum terasa untuk kami. Mungkin efektif kami rasakan tahun depan,” katanya kepada Bisnis.

Menurut Azis, penjualan ban untuk pabrikan langsung atau original equipment manufacturer (OEM) saat ini terpantau sudah baik kendati lebih pada pengurangan stok ban yang sejak tahun lalu tak banyak diserap.

Untuk utilitas, Azis menuturkan sudah berada pada level 80% yang utamanya didorong oleh permintaan ekspor.