Mendag: Impor barang modal Juni 2021 naik signifikan

19 July 2021

Minggu, 18 Juli 2021

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi  mengatakan impor Indonesia  pada Juni 2021  mencapai  US$  17,23 miliar, naik 21,03% mom atau melonjak sebesar 60,12% yoy.

Menurutnya, peningkatan kinerja  impor pada Juni 2021 dipicu kenaikan impor migas sebesar 11,44% mom menjadi US$ 2,30 miliar dan kenaikan impor non migas sebesar 22,66% mom menjadi US$  14,93miliar.

Lutfi merincikan, kenaikan impor tertinggi berasal dari impor logam mulia (HS 71) yang naik 153,03% mom dengan nilai impor US$ 0,27 miliar, serealia (HS 10) naik 79,99% mom dengan  nilai US$  0,43 miliar, perangkat optik (HS 90) naik 54,43% dengan nilai US$ 0,28 miliar, produk farmasi (HS  30) naik39,33% mom dengan nilai US$ 0,28 miliar, serta pupuk (HS 31) naik 35,22% mom dengan nilai US$ 0,19 miliar.

Pada Juni 2021 ini, impor seluruh  golongan penggunaan barang tercatat  naik dibanding bulan sebelumnya. Impor barang modal dan bahan baku atau penolong meningkat lebih tinggi (tumbuh masing-masing 35,02% mom dan 19,15% mom) dibandingkan dengan impor barang  konsumsi naik 16,92% mom.

“Kenaikan impor barang modal dan bahan baku/penolong pasca lebaran  menunjukkan bahwa industri dalam  negeri Indonesia masih berada di tingkat ekspansi, yang ditunjukkan  oleh  gairah pada permintaan domestik, outputnasional, dan ekspor,”kata Lutfi dalam rilis yang diterima Kontan.co.id Minggu (18/7).

Lutfi mengatakan, impor barang modal yang naik paling tinggi pada Juni 2021 adalah mesin dan perlengkapan elektrik (HS  85) sertamesin  dan  peralatan  mekanis (HS  84). Sedangkan, bahan  baku/penolong yang meningkat paling tinggiadalah besi dan baja (HS 72), plastik dan barang dari plastik (HS 39), dan bahan kimia organik (HS 29).

Sementara  itu, impor  barang  konsumsi naik 16,92% mom. Serealia  (HS  10), perangkat  optik (HS 90), produk farmasi (HS 30), serta gula dan kembang  gula (17) berkontribusi terhadap peningkatan tersebut.

“Kenaikan impor produk farmasi ini terutama disebabkan oleh kedatangan vaksin Covid-19  ke  Indonesia sebagai langkah antisipatif pemerintah menekan penyebaran  Covid-19,” kata Mendag Lutfi.

Akan tetapi, jika  melihat  dari  negara  asal  impor  Indonesia  pada  Juni  2021,  China masih menjadi negara asal impor terbesar dengan nilai mencapai US$  4,78 miliar atau 27,78% dari total impor Indonesia. Nilai impor tersebut juga meningkat sebesar 16,84% mom.

Sementara itu, impor dari Singapura menduduki peringkat terbesar kedua dengan US$ 1,42 miliar (8,24% dari total impor) dan meningkat sebesar 17,42% dibanding Mei 2021.

Selain China dan Amerika Serikat, kata Lutfi, impor dari Jepang juga menunjukkan kenaikan cukup tinggi sebesar 39,99% mom. Secara kumulatif, total impor Indonesia pada Januari–Juni 2021 tercatat sebesar US$ 91,01miliar, naik 28,36%  yoy.

“Pertumbuhan impor tersebut disebabkan  oleh naiknya impor migas sebesar 52,96% yoy dan non migas sebesar 25,44% yoy. Produk mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), besi dan baja (HS 72), plastik dan barang plastik (HS 39), dan produk farmasi (HS 30) merupakan produk-produk yang memicu peningkatan impor nonmigas selama Januari–Juni 2021,” tandasnya.