PTS Minta Pembebasan Pajak untuk Sarana Laboratorium

16 September 2022

Nikita Rosa – detikEdu
Jumat, 16 Sep 2022

Jakarta – Binus University mengusulkan pembebasan pengenaan pajak untuk pembelian baran dan jasa perguruan tinggi yang langsung berkaitan dengan perkuliahan seperti misalnya sarana dan peralatan laboratorium.
Usulan ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panja Perguruan Tinggi Komisi X DPR RI dengan perwakilan perguruan tinggi swasta (PTS) dan PT negeri, Kamis (15/8/2022).

Wakil Rektor Pengembangan Akademik Binus University, Engkos Achmad Kuncoro, menjelaskan, saat ini semua pembelian barang termasuk fasilitas laboratorium dikenakan pajak.

Padahal menurut Engkos banyak sekali peralatan laboratorium yang harus didatangkan dari luar negeri. Harga barang-barang tersebut pun terbilang tinggi.

“Pajak untuk pembelian khususnya untuk investasi laboratorium, kita tahu banyak sekali peralatan laboratorium yang harus kita impor. Sebaiknya pajaknya dibebaskan karena ini sangat mahal sekali,” ujar Engkos.

Ia juga menuturkan biaya yang harus dikeluarkan semakin besar dengan kenaikan tarif pajak. Seperti diketahui per 1 April 2022 pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN dari 10% menjadi 11%.

“Pajaknya naik (jadi) 11 persen, ini sangat berat ya karena laboratorium itu untuk mahasiswa dan rata-rata memang lab itu sangat mahal,” tuturnya.

Engkos mengusulkan adanya kebijakan pembebasan pajak pembelian sarana prasarana yang langsung terkait dengan kebutuhan mahasiswa. “Kan enggak mungkin kita bebankan kepada mahasiswa. Alangkah mahalnya nanti mahasiswa untuk membayar itu,” ujarnya.

Binus University juga mengusulkan agar pengenaan PPN pada SPP mahasiswa dapat diperpanjang penundaannya dari tahun 2025 menjadi tahun 2030 mendatang.

Selain persoalan pajak, Engkos mengatakan perlu adanya dukungan pendanaan riset dari pemerintah untuk PTS terutama yang bisa menyelesaikan permasalahan di masyarakat.

“Dukungan dana ini penting bagi PTS yang dosen-dosennya punya concern pada riset yang menyelesaikan permasalahan di masyarakat,”ujar doktor bidang manajemen bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) itu.