Realisasi penerimaan Bea Cukai hinga Juni tumbuh 45,32%

20 July 2020

Kontan, Senin, 20 Juli 2020 / 20:23 WIB

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, pada semester I 2020 ini realisasi penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencapai Rp 93,21 triliun atau tumbuh sebesar 45,32% dari target Perpres 72/2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan pajak mengalami pertumbuhan 8,84% didorong penerimaan cukai yang tumbuh 13% year on year (yoy) dibandingkan tahun 2019.

Sedangkan, Menkeu juga merinci, realisasi penerimaan cukai hingga Juni 2020 mencapai Rp 75,38 triliun atau sekitar 43,78% dari target. Angka itu tumbuh 13% jika dibandingkan tahun lalu yang sekitar Rp 66,71 triliun.

Lebih rinci lagi, Sri Mulyani memaparkan, dalam penerimaan cukai yang di dalamnya terdiri dari penerimaan cukai hasil tembakau (HT) per semester 1-2020 mencapai Rp 72,91 triliun atau tumbuh 14,2% secara tahunan.

“Ini didorong oleh relaksasi pelunasan pita cukai bulan Desember 2019 berdasarkan PMK 57/2017,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani juga mengatakan, penerimaan cukai HT pada Juni 2020 sendiri sekitar Rp 8,3 triliun. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya atau Mei 2020 yang sekitar Rp 21,3 triliun.

Menurut Menkeu, pertumbuhan yang melambat pada bulan Juni 2020 disebabkan adanya penurunan produksi hasil tembakau di bulan April 2020 yang sekitar -2.0% yoy, Mei 2020 -12,3% yoy dan Juni -8,1% yoy.

Sedangkan untuk realisasi penerimaan cukai Minuman Mengandung Ethil Alkohol (MMEA) mencapai Rp 2,26 triliun atau mengalami pertumbuhan negatif sekitar 18,94%. Kemudian realisasi penerimaan Ethil Alkohol hingga Juni 2020 mencapai Rp 0,18 triliun atau tumbuh 205,17% secara yoy.

Sehingga, realisasi penerimaan bea dan cukai per Semester 1-2020 ini totalnya mencapai Rp 93,21 triliun atau tumbuh 8,84% yoy.

Adapun hingga Juni 2020, realisasi penerimaan bea masuk (BM) dan bea keluar (BK) juga mengalami peningkatan. Realisasi penerimaan BM hingga Juni tercatat mencapai Rp 16,50 triliun atau tumbuh -4,62% yoy.

Hal ini disebabkan karena penurunan kinerja impor nasional terutama impor bayar yang mencapai -15,73% yoy. Sedangkan realisasi penerimaan BK hingga Juni 2020 mencapai Rp 1,33 triliun atau tumbuh negatif 8,19% yoy.

“Ini karena masih lemahnya permintaan dunia dan harga komoditas yang masih belum pulih akibat Covid-19,” jelas Menkeu dalam live conference, Senin (20/7).