Respons Temuan Luhut, GAPKI Yakin Perusahaan Sawit Taat Bayar Pajak

10 May 2023

CNN Indonesia

Selasa, 09 Mei 2023

Jakarta, CNN Indonesia —

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meyakini seluruh anggotanya taat membayar pajak sehingga tak masuk dalam temuan pemerintah.

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono sangat yakin bahwa anggotanya tak ada dalam temuan tersebut. Sebab, bukti bayar pajak salah satu syarat untuk bisa mendapatkan sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).

“Kalau perusahaan apalagi anggota GAPKI yang sudah mendapatkan sertifikat ISPO maupun yang sedang proses, rasanya sulit untuk tidak patuh bayar pajak. Sebab persyaratan untuk ISPO salah satunya adalah bukti pembayaran pajak,” ujar Eddy kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/5).

Menurutnya, perusahaan yang bukan anggota GAPKI juga seharusnya sulit untuk menghindari pajak. Pasalny, itu menjadi syarat untuk bisa mendapatkan sertifikat dalam industri perkebunan sawit.

Oleh karenanya, ia menilai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan seharusnya bisa menjelaskan dengan rinci data yang ditemukan. Pasalnya, untuk perusahaan besar yang terdaftar di pemerintah sudah pasti taat membayar pajak.

“Justru itu mesti diperjelas siapa yang dimaksud, kalau perusahaan rasanya sangat sulit menghindari pajak dan sangat gampang dicari kalau benar-benar tidak bayar pajak,” jelasnya.

Luhut sebelumnya melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pemilik jutaan hektare lahan sawit belum bayar pajak. Kesimpulan itu ia dapat setelah meminta BPKP mengaudit tata kelola industri dan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

“Kelapa sawit itu kan laporannya 14,6 juta hektare. Setelah kami audit, saya minta BPKP audit, karena kita mesti audit dulu supaya kita tahu dari mana mulai kerja. Baru saya tahu hanya 7,3 juta hektare yang bayar pajak,” jelasnya di The Westin Jakarta pagi ini.

Luhut mengatakan selain kepada Jokowi, dirinya telah menginformasikan temuan itu ke Menkeu Sri Mulyani.

“Jadi saya bilang sama Menteri Keuangan (Sri Mulyani), ‘Eh itu yang lain ke mana?’ Akhirnya Dirjen Pajak sekarang lari suruh nyari,” pungkas Luhut.