Sri Mulyani soal Pajak Buku Impor: Nanti Saya Dimarahi

06 March 2019

CNN Indonesia | Rabu, 06/03/2019 11:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku akan menelusuri pengenaan bea masuk dan pajak buku impor yang dijual di perhelatan Big Bad Wolf (BBW) 2019 di ICE BSD, Tangerang, yang berlangsung sejak 1 – 11 Maret 2019.

Penelusuran dilakukan karena anggapan murahnya buku impor di BBW. Bahkan, harga buku impor dijual lebih murah dari harga-harga di beberapa toko buku resmi yang menjual buku impor. Perang harga tersebut sempat menimbulkan kecurigaan kalangan pelaku usaha.

“Terus terang, soal itu harus investigasi dulu. Saya juga suka buku. Jadi, suka perhatikan buku yang dijual. Bahkan, yang ada dalam marketplace atau pun fisik (toko), itu ada juga perbedaannya. Kami lihat praktik keseluruhannya,” ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (5/3) malam.

Menurut Ani, tentu ada hal-hal tertentu yang membuat penjualan buku impor di BBW menjadi lebih murah ketimbang toko buku pada umumnya. Meski, penerapan kebijakan pungutan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penghasilan (PPh) tetap diberlakukan.

Hal tersebut bisa diupayakan karena ada gerakan mendukung literasi di Indonesia. Misalnya, ada pembebasan bea masuk untuk buku impor yang masuk dalam kategori ilmu pengetahuan. Sementara kategori buku yang mendapat pembebasan PPN dan PPh, yakni kitab suci dan buku pelajaran agama.

Ketentuan itu tercantum dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) Nomor 16 Tahun 2013 tentang Penegasan Pelayanan Importasi Buku Ilmu Pengetahuan.

Meski begitu, Ani kembali menekankan masih perlu melakukan penelusuran soal hal ini. Sebab di sisi lain, menurutnya, ia perlu juga memberi dukungan tersedianya buku yang bisa memenuhi kebutuhan literasi masyarakat.

“Kalau dikenakan bea masuk, mahal, nanti dimarahi (komunitas) literasi,” imbuhnya.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu Heru Pambudi menyampaikan hal senada. Ia akan lebih dulu melihat langsung praktik di lapangan. “Nanti saya cek laporannya. Besok saya cek,” katanya.

Kendati begitu, Heru menduga penjualan buku impor di BBW bisa lebih murah karena merupakan kategori buku ilmu pengetahuan. Namun, penjualan buku di BBW sejatinya juga mencakup kategori buku fiksi bukan ilmu pengetahuan saja.