Jakarta – Detik

Turis Indonesia yang ke luar negeri seperti gila belanja, apa lagi yang pelesir ke Singapura, Thailand, Malaysia juga Hong Kong. Namun, hal sebaliknya malah terjadi di Tanah Air.

Pusat perbelanjaan kita hanya disesaki warga lokal dan hanya sedikit turis asing yang datang. Katanya, salah satu penyebab utamanya adalah perkara keruwetan tax refund.

“Saya kira ini masih menjadi PR karena banyak hal yang masih harus kita benahi begitu. Salah satunya contoh untuk kemudahan tax refund,” kata Alphonzus Widjaja di acara seminar dan rakernas Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) di Jakarta, Kamis (23/2/2023). Ia menjabat sebagai chairman dewan pimpinan pusatnya.

Ia lalu mencontohkan kemudahan tax refund yang ada di negara tetangga ASEAN. Tapi, hal itu akan berbanding terbalik jika turis asing memprosesnya di Indonesia.

“Contoh di Singapura, tax refund itu mudah sekali. Di Thailand sama. Tapi di Indonesia sangat sulit. Coba kita ke Bandara Soekarno Hatta mau cari tempat tax refund di mana sudah sangat sulit,” ujar dia.

Alphonzus menyebut bahwa level mal di Indonesia belum sampai tahap di mana turis asing akan berbondong-bondong datang. Karena, kata dia masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan jika ingin menjadi destinasi wisata belanja.

“Kita sebutnya wisata belanja. Jadi kalau orang Indonesia ke Singapura, Hong Kong saya kira banyak sekali melakukan itu apa lagi Singapura. Tetapi sebaliknya, saya kira masih belum sebanding dengan dibanding orang asing ini belanja di negara kita, di Indonesia,” kata dia.

“Jadi saya kira masih banyak PR-lah yang harus dibenahi. Supaya kita bisa menjadi destinasi wisata belanja,” kata Alphonzus.