Tutupi shortfall, pemerintah klaim ada Rp 57,7 triliun sumber penerimaan pajak baru

04 June 2021

Jumat, 04 Juni 2021

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah mengklaim mempunyai sumber penerimaan pajak baru sebesar Rp 57,7 triliun. Setoran pajak tersebut akan berguna agar penerimaan pajak mencapai target di akhir 2021 sebesar Rp 1.229,6 triliun.

Pemerintah meyakini upaya otoritas pajak tersebut bisa menghindari shortfall penerimaan pajak. Maklum setidaknya dalam beberapa tahun terakhir pajak tidak pernah mencapai target.

Misalnya pada tahun lalu pajak tekor Rp 128,8 triliun dari target Rp 1.198,8 triliun. Bahkan di tahun 2019 shortfall penerimaan utama negara tersebut mencapai Rp 245,5 triliun, dengan target kala itu sebesar Rp 1.577,6 triliun.

Berdasarkan Rapat Kerja (Raker) Panitia Kerja (Panja) Penerimaan antara Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR RI, Kamis (3/6), pemerintah mengatur tiga strategi agar sumber baru pajak tersebut bisa terealisasi.

 

Pertama, pengawasan terhadap sektor yang mengalami pertumbuhan misalnya industri makanan dan minuman, serya informasi dan komunikasi. Namun, cara ini akan dilakukan secara dinamis tergantung dari kondisi perekonomian ke depan.

Kedua, Kantor Pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kemenkeu akan menambah use cace atau data pemicu serta data penguji kepatuhan para wajib pajak.

Ketiga, unit vertical Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Pajak menambahkan potensi lokal sesuai dengan aktivitas kewilayahan dantara lain kerjasama antar instansi (ILAP) dan pencarian potensi mandiri.

Kendati demikian, pemerintah tidak memungkiri penerimaan pajak tahun ini masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan seperti pandemi virus corona dan pertumbuhan ekonomi.

Adapun posisi penerimaan pajak hingga akhir April 2021 sebesar Rp 374,9 triliun. Angka tersebut minus 0,46% year on year (yoy) dari pencapaian penerimaan pajak di periode sama tahun lalu sejumlah Rp 376,62 triliun.

Setali tiga uang, dengan sisa waktu delapan bulan, kantor pajak musti mengumpulkan setoran sebesar Rp 854,7 triliun supaya bisa mencapai outlook akhir 2021.