Duh! Penerimaan Pajak Diproyeksi Kurang Rp 230 T

26 December 2019

detikFinance, Kamis, 26 Des 2019 12:25 WIB

 

Jakarta – Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) memproyeksikan penerimaan pajak hingga akhir tahun ini tidak akan mencapai target. Hal itu mengingat realisasi penerimaan hingga akhir November baru mencapai 72,01% atau Rp 1.136,17 triliun. Pemerintah sendiri menargetkan penerimaan sebesar Rp 1.577,5 6 triliun di 2019.

Direktur Eksekutif CITA, Yustinus Prastowo memproyeksikan hingga akhir tahun penerimaan pajak hanya sekitar Rp 1.310,5 triliun sampai Rp 1.349,7 triliun atau 83,07-85,55% dari target Rp 1.577,56 triliun. Artinya bakal ada kekurangan penerimaan sekitar Rp 230 triliun.

“Penerimaan pajak hingga akhir Desember diperkirakan mampu terealisasi antara Rp 1.310,5-1.349,7 triliun atau 83,07-85,55% dari target dalam APBN,” kata Prastowo saat dihubungi detikcom, Jakarta, Kamis (26/12/2019).

Menurut Prastowo sulitnya pemerintah mengejar penerimaan pajak sesuai target terbentur oleh waktu. Jika dihitung, sampai akhir tahun tinggal menyisakan lima hari lagi. “Saya kira memang waktu kan sudah tidak ada lagi,” jelas dia

Tidak hanya itu, penerimaan pajak yang loyo juga dikarenakan adanya tekanan terhadap harga komoditas. Beberapa penerimaan pajak yang besar berasal dari sektor komoditas, jika sektor tersebut tertekan maka berdampak pada penerimaan pajak.

“Penyebabnya menurut saya pelemahan ekonomi domestik dan penurunan harga komoditas,” ungkap dia.

Dapat diketahui, penerimaan pajak sudah berhasil dikantongi pemerintah sebesar Rp 1.136,17 triliun atau baru mencapai 72,01% dari target Rp 1.577,56 triliun. Angka tersebut berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas dan migas Rp 668,61 triliun, PPNBM sebesar Rp 441,18 triliun, pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar Rp 20,40 triliun, dan pajak lainnya sebesar Rp 5,97 triliun.