Tak Semua Buku Impor Bakal Bebas Pajak, Ini Daftarnya

26 December 2019

detikFinance, Kamis, 26 Des 2019 12:20 WIB

 

Jakarta – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan menurunkan batasan (threshold) bea masuk dan pajak untuk barang kiriman. Dari yang awalnya barang bebas bea masuk maksimal US$ 75, kini diturunkan menjadi maksimal US$ 3.

Aturan ini berlaku 1 Januari 2020. Ada beberapa yang tidak kena aturan tersebut, yaitu buku yang akan diterapkan bebas bea masuk.

Namun ternyata tidak semua buku bebas beas. Buku yang bebas bea masuk hanyalah buku ilmu pengetahuan. Seperti buku ilmu pengetahuan dan teknologi, buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran agama.

“Untuk tarif buku itu bea masuknya 0%,” ujar Kepala Sub Direktorat Komunikasi dan Publikasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Sujantoro saat dihubungi detikcom, Kamis (26/12/2019).

Deni menjelaskan, alasan buku pengetahuan dibebaskan bea masuk lantaran untuk mendukung masyarakat gemar membaca.

“Kalau buku tentunya niatan pemerintah ingin supaya masyarakat pintar toh, gemar membaca. Maka buku-buku pengetahuan itu kita bebaskan,” ungkapnya.

Perlu diingat, buku ilmu pengetahuan yang bebas bea masuk hanyalah buku dalam bentuk cetakan.

“Hanya untuk cetakan (buku bebas bea masuk). Kalau online kita bicaranya akhirnya ke buku e-commerce intangible good. Itu belum ada aturan,” katanya.

Artinya, di luar buku tersebut akan dikenakan bea masuk sesuai aturan. Lihat daftar buku impor yang kena pajak di halaman berikutnya.

Berikut daftar buku yang dikecualikan:
1. Buku Hiburan
2. Buku Roman Populer

 

  1. Buku Sulap
    4. Buku Iklan
    5. Buku Promosi Suatu Usaha
    6. Buku Katalog di Luar Keperluan Pendidikan
    7. Buku Karikatur
    8. Buku Horoskop
    9. Buku Horor
    10. Buku Komik
    11. Buku Reproduksi Lukisan