Inaplas: Tax holiday jadi kurang seksi terhambat aturan anti plastik

22 January 2020

Kontan, Rabu, 22 Januari 2020 / 19:36 WIB

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) menilai fasilitas tax holiday memang menarik bagi industri kimia, tapi jadi kurang seksi karena terjegal peraturan daerah yang anti terhadap produk hilirnya yakni plastik.

Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono menjelaskan sebenarnya tax holiday sudah lama di-engage oleh pemerintah. “Salah satunya dengan melakukan penyederhanaan, kemudahan mendaftar sehingga proses lebih sederhana dan cepat,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).

Meski demikian, Fajar mengungkapkan ada beberapa aturan di bawahnya yang membuat investasi petrokimia jadi kurang menarik dan berujung pada image tax holiday yang kurang seksi untuk menarik minat investor.

Salah satu yang paling memberatkan adalah peraturan yang melarang plastik sekali pakai  yang digalakkan di sejumlah daerah salah satunya di Jakarta pada Juli 2020 mendatang. Selain itu, sistem  single window yang belum berjalan efektif juga menghambat minat investasi.

Lebih lanjut, Fajar menjelaskan erat hubungannya antara petrokimia dengan industri plastik yang menjadi hilirnya. Katanya demand dan potensi industri kimia dasar sebenarnya bagus dan tumbuh tapi tidak terlalu signifikan karena banyak aturan di daerah yang tidak mendukung industri plastik.

Fajar bilang adanya kampanye tersebut membuat pemain plastik tidak mau mengembangkan  produksinya. Adapun hal ini juga berdampak pada pertumbuhan industri petrokimia yang meleset sedikit dari proyeksi Inaplas. Awalnya industri petrokimia diprediksi bisa tumbuh hingga 5,1% di sepanjang 2019, “Tapi nyatanya hanya tumbuh 5% di 2019,” kata Fajar.

Sejauh ini Fajar mengungkapkan sudah ada dua perusahaan petrokimia yang menikmati fasilitas insentif pajak yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI).

Sejauh ini belum ada investasi baru lagi, “Tapi tahun ini semoga ada yang mau investasi lagi dan negara harus hadir untuk industri petrokimia ini,” ujarnya.