Indikator Ekonomi Tetap Positif, Said Abdullah Apresiasi Ditjen Pajak

21 March 2023

DPR RI | CNN Indonesia

Sabtu, 18 Mar 2023

Jakarta, CNN Indonesia –

 

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Direktorat Jenderal Pajak yang belakangan ini diguncang sejumlah isu. Adapun implementasi Undang Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang diberlakukan sejak 2021 dengan dukungan DPR juga dinilai membuahkan hasil.

Melalui beleid baru ini, Ditjen Pajak didorong untuk melakukan perubahan tarif Pajak Penghasilan Perorangan untuk penghasilan di atas Rp5 miliar, tarif pajak badan yang semula 20 persen menjadi 22 persen, tarif PPN dari 10 persen menjadi 11 persen, pengenaan pajak karbon, hingga dukungan asistensi penagihan pajak global.

“Dukungan UU HPP sangat terasa atas pertumbuhan penerimaan pajak, sangat terlihat peningkatan kinerja kumulatif pada sektor pajak penghasilan dan pertambahan nilai. PPh 21 (karyawan), PPh Orang Pribadi, PPh badan, PPh 26 dan PPh Dalam Negeri semuanya meningkat,” kata Said.

Said mengingatkan, Ditjen Pajak perlu terus memonitor dan mewaspadai pelambatan kinerja perpajakan yang bersumber dari beberapa sektor, antara lain dari perdagangan, pertambangan, serta informasi dan komunikasi.

Di tengah polemik yang dialami Ditjen Pajak, tercatat terjadi peningkatan laporan sementara jumlah SPT untuk Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi, juga pelapor SPT Wajib Pajak Badan.

“Perkembangan ini tentu sangat menggembirakan, dan kita harapkan jumlah pelapor SPT hingga akhir Maret 2023 ini terus meningkat. Sangat terlihat, WP kita sudah sangat dewasa, memiliki kepatuhan yang kian baik,” ujar Said.

Karena itu, Said mengajak masyarakat dan pemerintah untuk tetap optimis. Dia mengingatkan bahwa pajak berperan vital dalam penyelenggaraan negara, sehingga harus benar-benar dijaga.

“Hendaknya akhiri polemik yang tidak produktif hanya menjual sensasi, tetap memelihara kepercayaan terhadap kawan kawan pemungut pajak, sebaliknya para pemungut pajak juga harus menunjukkan sikap dan gaya hidup yang memang layak untuk terus dipercaya,” kata Said.

Lebih lanjut, Said menyebut bahwa sejumlah indikator makro ekonomi Indonesia saat ini masih menunjukkan angka positif.

Hal itu terlihat dari Indek Keyakinan Konsumen di level 122,4 pada akhir Februari 2022, dan Indek Purchasing Manufactur Indoensia (PMI) di level 51,2. Mengalami ekspansi lebih dari 18 bulan, mengindikasikan optimisme masyarakat berlanjut atas situasi ekonomi.

Serupa, di tengah kekhawatiran Eropa dan Amerika Serikat atas inflasi dunia, Indonesia justru berada di posisi moderat, yakni level 5,47 persen (yoy). Said Abdullah menyebut, ada sedikit kenaikan dari Januari 2023 yang berada pada level 5,28 persen.

Inflasi pada sejumlah barang dan jasa di momen Ramadan yang tiba tak lama lagi pun dinilai Said dapat menggerakkan sektor riil lebih besar.

“Terutama ritel, tingkat kunjungan wisatawan dalam negeri, yang kita harapkan tingkat hunian terhadap hotel dan kunjungan ke restoran juga meningkat,” kata Said.

Menurut Said, pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024 juga akan mendorong permintaan di sektor periklanan, tekstil, jasa angkutan, hingga hotel dan restoran.

(rea/rea)